1.
EXT. Bongkahan Batu Besar. Sungai. Siang
AJKWA, Banyak Figuran
Established: Tampak matahari amat terik. Suara burung cendrawasih mengepakkan sayapnya dengan gagah melintasi awan biru disisi rimbunan pohon di seberang sungai. Aliran sungai terlihat berwarna putih susu, bercampur limbah tambang yang mengalir dari gunung-gunung dimana terdapat tambang PT Freeprt Indonesia. Diatas alirang sungai itu terdapat ribuan penambang lumpur PT Freeport Indonesia.
Sementara disisi sungai terlihat seorang wanita berkulit hitam, AJKWA sedang duduk termenung diatas bongkahan batu besar ditengah sungai tersebut. Tatapannya kosong dan hanya terpaku pada kerumunan orang yang sedang sibuk mendulang emas pada aliran sungai.
AJKWA
(VO)Sejak kecil, aku tak pernah merasakan kebahagiaan, bagai mendulang emas di air keruh seperti yang mereka lakukan.. sukar mendapatkan kesenangan, bahkan kadang usaha selalu sia-sia.. namun, inilah hidup. Apapun yang terjadi, kita harus tetap menjalaninya dengan penuh ketabahan..
INTER CUT TO:
2. Int. Rumah AJKWA. Ruang Tamu. Siang
ANI, AJKWA KECIL, FIGURAN
Flashback: Tampak ibu AJKWA, ANI menggunakan pakaian serba ketat dan minim. Juga berdandan norak bergincu merah. Tampaknya ANI sedang bersenda gurau dengan para lelaki, yang sebagai pengunjung pada rumah bordir milik ANI. Sementara disebuah sudut rumah tampak AJKWA yang masih kecil, sedang mengintip kegiatan ibunya dibalik sela-sela dinding rumahnya. Wajahnya terlihat sedih dan menangis sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
AJKWA
(VO) Semenjak ayah meninggal, ibu menjadikan rumah peninggalan ayah sebagai rumah bordir.. awalnya aku tak mengerti apa yang para lelaki itu lakukan dirumahku. Setiap hari mereka datang silih berganti. Aku kecewa, sungguh kecewa pada ibu.. aku tak ingin dia menjalani hidup, mencari nafkah seperti ini.. aku ingin ia cepat-cepat merubah jalan hidupnya..
INTER CUT TO:
3. EXT. Batu Besar. Sungai Siang
AJKWA DEWASA, FIGURAN
AJKWA mengambil beberapa kerikil disekeliling tempat ia duduk. Kemudian melempar pelan kerikil itu satu-persatu. Dengan wajah yang sedikit murung.
INTER CUT TO:
4. INT. Ruang Kamar AJKWA. Rumah AJKWA Siang
AJKWA KECIL
Flashback: AJKWA kecil berlari kekamarnya. AJKWA membuka lemari bajunya yang terbuat dari kayu usang. Didalamnya terdapat beberapa helai pakaian yang tak terlalu bagus, termasuk salah satunya terdapat pakaian seragam. Seragam itu tampak masih terlipat rapi, meski warnanya terlihat sedikit kusam. AJKWA tersenyum lirih. Air mata mulai memenuhi pelupuk matanya.
AJKWA
(Tersenyum, Lirih)Hhmm… baju pemberian ayah.. aku rindu pada ayah..
AJKWA kecil duduk pada pinggiran tempat tidurnya. AJKWA memandangi seragam itu penuh sayang, kemudian memeluknya dengan air mata yang berlinang.
AJKWA
Aku ingin sekali bisa sekolah menggunakan baju ini.. sekali saja.. agar ayah disurga bisa bangga melihatku pergi kesekolah menggunakan baju ini..
AJKWA terdiam. Wajahnya berubah kesal. Ia menghapus air mata yang membasahi pipinya.
AJKWA
(Cemberut, Menggerutu) tapi ibu tak pernah memberikan aku kesempatan untuk bersekolah.. katanya percuma saja.. sebab wanita takkan jauh dari bekerja mengurus dapur dan rumah tangga.
INTER CUT TO:
5. EXT. Batu Besar. Sungai. Sore
AJKWA DEWASA
AJKWA tersadar dari lamunannya. Seketika air mata jatuh kepipinya. AJKWA menyeka air matanya dengan punggung tangannya, kemudian ia kembali melempar pelan satu persatu kerikil ke sungai.
Cut to:
6. EXT. Toko Emas. Pasar. Sore
MARKUS, ROBERT, FIGURAN
Dari kejauhan terlihat ayah MARKUS, ROBERT sedang menjual butiran emas kepada seorang pria bertubuh gagah keturunan Bugis-Portugis. ROBERT menyodorkan sebuah kantung berisikan emas kepada pria tersebut.
ROBERT
(tersenyum) Aku ingin menjual emas mentah ini padamu. Hari ini aku sedikit beruntung. Bisa mendulang emas dalam jumlah yang cukup banyak. Tentunya tuan bisa memberikan saya banyak uang!
Pria tadi mengambil kantung berisi emas dari ROBERT. Ia mengeluarkan emas dari dalam kantung ketelapak tangan kirinya. Dengan gerakan tangan sedikit menimbang-nimbang, pria itu mulai berfikir untuk mencari keputusan.
FIGURAN
Hmm.. baiklah, saya rasa uang ini sebanding dengan emas yang kamu miliki..
ROBERT
Wah..mengapa saya hanya mendapatkan segini? Tambahlah sedikit tuan..
FIGURAN
(menggerutu) Dasar orang susah..!!!
Pria tadi memberikan beberapa lembar uang lagi pada ROBERT. ROBERT tersenyum kegirangan.
ROBERT
(tersenyum kegirangan)Hehehe..terima kasih tuan.. anda memang dermawan.
ROBERT pergi dari toko emas tadi. Wajahnya tampak kegirangan. Ia melangkah riang.
ROBERT
(VO) seharusnya aku membeli obat dengan uang ini.. tapi biarlah.. aku benar-benar sedang butuh belaian wanita saat ini.. aku ingin kesana..
Tanpa disadari ROBERT, terlihat MARKUS bersembunyi dibalik toko, ia sedang mengintip ayahnya dari kejauhan. MARKUS terus mengikuti kemana ayahnya pergi.
MARKUS
Sebenarnya kemana ayah ingin pergi? Aku bingung.. sepertinya jalan ini bukan jalan menuju rumah sakit. Bukankah ayah menjual emas simpanan kita untuk biaya berobatnya? Sebenarnya apa yang akan ayah lakukan?
MARKUS terus mengikuti ROBERT. MARKUS melangkah dengan hati-hati. Agar keberadaannya tak sampai ketahuan ROBERT. Hingga akhirnya mereka pun sampai pada tapal batas 10 (kilo 10).
MARKUS
(VO)(Heran)Rumah apa itu? Mengapa letaknya begitu jauh dari keramaian? Tapi tampaknya didalam rumah itu tidak terlalu sepi juga? Tempat apa ini? Mengapa ayah pergi ketempat ini?
MARKUS menghentikan langkahnya. Mengamati ayahnya dengan seksama dari balik sebuah pohon besar. Sementara itu, ROBERT terus berjalan masuk kedalam rumah itu.
CUT TO:
7. EXT. Halaman Rumah. Rumah AJKWA. Sore
MARKUS, ROBERT, FIGURAN
Terlihat ROBERT melangkah penuh kegirangan saat masuk kedalam sebuah rumah bordir.
ROBERT
(tersenyum, bahagia)Haha.. inilah tempat yang aku inginkan.. benar-benar surga dunia ada disini..
Pada beranda rumah terlihat banyak wanita penghibur berpakaian seksi dan berdandan norak berdiri diberanda. Para wanita tersebut menyambut hangat kedatangan ROBERT dengan penuh kecup dan peluk. Secara bergantian mereka merayu ROBERT.
FIGURAN 1
(Mencium ROBERT, Manja)Wah.. kita kedatangan tamu.. pria tampan gagah perkasa!! Halo Tuan, selamat datang..
FIGURAN 2
(Merayu)Tuan, maukah anda malam ini menemani saya? Anda pasti takkan menyesal!!
FIGURAN 3
(Memeluk ROBERT)Dengan saya saja tuan.. Anda pasti takkan menyesal..
ROBERT pun tambah kegirangan. ROBERT membusungkan dadanya tanda menyombongkan diri. Ia terus berjalan masuk kedalam. Sementara ketiga wanita tadi terus mengikuti ROBERT dari belakang. Dilain hal, MARKUS yang melihat kejadian itu merasa amat kesal dan kecewa. MARKUS meninju batang pohon dihadapannya.
MARKUS
(Kesal)Ayah biadab!! Mengapa ia malah pergi ketempat laknat ini!! Bukan untuk mengobati penyakitnya, malah melampiaskan nafsu yang dipentingkannya!! Aku menjadi teramat benci pada dia!!
Dengan penuh amarah MARKUS berlari dari tempat itu menuju pulang kerumahnya. Berlari secepat mungkin tak tentu arah.
CUT TO:
8. EXT. Jalan Setapak. Hutan. Sore
MARKUS, AJKWA, FIGURAN
MARKUS tampak masih berlari. Wajahnya penuh kecewa. AJKWA yang sedang berjalan sendiri terkejut melihat MARKUS yang sedang berlari kencang.
AJKWA
(Vo)(Heran)Siapa orang ini? Mengapa ia berlari secepat ini? Aku harus menghentikannya. Karena ini bisa membahayakannya!!
AJKWA merentangkan tangannya untuk menghalangi langkah MARKUS.
AJKWA
(teriak)heeiii.. BERHENTI!!
MARKUS terkejut lalu menghentikan larinya. Seketika tubuh MARKUS terkulai lemah jatuh pada tubuh AJKWA. Buru-buru AJKWA menangkap tubuh MARKUS hingga badannya pun ikut sempoyongan hingga mereka berdua jatuh terduduk. MARKUS menangis. AJKWA memandangi MARKUS penuh keheranan.
AJKWA
Sebenarnya apa yang baru saja kamu alami? Mengapa sampai seperti ini perbuatannmu? Tahukah kamu ini bisa membahayakanmu?
Penuh iba AJKWA mengusap bahu MARKUS. AJKWA yang masih bingung terus mencoba menenangkan MARKUS yang tampak masih galau.
MARKUS
Aku benci pada ayahku.. dia mendatangi rumah bordir diujung jalan kilo 10. seharusnya uang yang ia dapat untuk mengobati penyakit yang sedang ia derita!! Bukannya datang ketempat laknat seperti itu!!
Sejenak AJKWA terdiam. Wajahnya tampak tertunduk sedih.
AJKWA
Tahukah kamu.. sebenarnya..rumah itu adalah rumahku..
MARKUS
(Kaget) APA!!!
AJKWA
Kamu jangan salah berfikir dulu.. sebelumnya rumah itu adalah rumah biasa, yang berpenghuni sebuah keluarga biasa. Namun sejak ayahku meninggal, rumah itu dijadikan rumah bordir oleh ibuku..
Seketika air mata jatuh pada pelupuk mata AJKWA. MARKUS memandangi AJKWA penuh keheranan.
AJKWA
sebenarnya aku juga tak mau tinggal disana. Begitu menyakitkan melihat peninggalan ayah, menjadi tempat laknat seperti itu.. tempat sarang orang melampiaskan nafsu birahinya terhadap wanita penghibur. Kini, ibuku pun menjadi bagian salah satu dari mereka..
MARKUS
Benarkah itu? Aku tidak menyangka kejadian sebenarnya seperti itu!! Lalu bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan pada ayahku? Aku kecewa sekali padanya..
AJKWA
Aku rasa kita harus mendatangi rumah bordir itu untuk menghentikan perbuatan ayahmu. Sebelum ia terjerumus lebih dalam pada lembah hitam..
MARKUS
Kamu benar.. seharusnya aku menghentikan perbuatan ayahku. Bukannya berlari kemudian memaki-makinya seperti ini!! Aku harus kesana. Kamu mau ikut kan?
AJKWA
(mengangguk)iya aku mau..
MARKUS berdiri cepat. MARKUS menyodorkan tangannya pada AJKWA yang masih terduduk dilantai. AJKWA menghapus air matanya, kemudian menyambut tangan MARKUS, menggenggamnya dengan kuat kemudian AJKWA mengangkat tubuhnya dengan menopang pada tangan MARKUS. AJKWA tersenyum pada MARKUS.
AJKWA
(Tersenyum)Terima kasih ya..
Mereka berdua berjalan menuju kilo 10.
CUT TO:
9. EXT. Halaman Rumah. Rumah AJKWA/Rumah Bordir. malam
AJKWA, MARKUS
Markus dan AJKWA berjalan cepat menuju rumah AJKWA yang sudah menjadi rumah bordir. Seketika terdengar sebuah suara jeritan seorang wanita yang melekik kencang. MARKUS dan AJKWA tercekat.
FIFGURAN
(Teriak malekik)Aaaaarrrgggghhh!!!
MARKUS
Kamu dengar teriakan itu?
AJKWA
Iya!! Sepertinya dari dalam rumahku.. Apa yang terjadi ya? Ayo cepat kita lihat!!
MARKUS
(Vo)Mengapa perasaanku jadi tak enak??
Buru-buru mereka berlari masuk kedalam rumah untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
CUT TO:
10. INT. Ruang Kamar. Rumah AJKWA/Rumah Bordir. Malam
AJKWA, MARKUS, FIGURAN
Tampak kamar sangat ramai dipenuhi para wanita penghibur dan tamu laki-laki. Ada sebagian dari mereka yang memakai pakaian dalam. Bahkan ada pula seorang wanita yang hanya menutupi tubuhnya dengan sehelai selimut. AJKWA bertanya pada salah satu wanita penghibur yang sedang menangis disudut ruangan dan menutupi tubuhnya hanya dengan sehelai selimut.
AJKWA
(heran)Nona, sebenarnya apa yang terjadi
FIGURAN
(menangis, tersedu-sedu)Seorang pria mati!! Dia tidur bersamaku. Namun tiba-tiba mulutnya mengeluarkan busa kemudian ia kejang-kejang, lalu mati.
AJKWA
Kamu kenal siapa dia?
FIGURAN
(tersedu-sedu)Tidak, aku tidak kenal dia. Dia baru pertama kali datang ketempat ini.
AJKWA
Yasudah, anda coba tenangkan diri anda.. mungkin itu seperti penyakit epilepsi yang sudah lama diderita olehnya. Anda tak bersalah..
FIGURAN
Tapi saya takut sekali. Saya ngeri ketika melihat kematiannya seperti itu. baru pertama kalinya saya mengalami kejadian ini..
AJKWA
Anda harus tetap mencoba menenangkan diri anda.. lebih baik anda berpakaian segera. Tidak enak bila dilihat seperti ini..
AJKWA mencoba menenangkan wanita penghibur yang masih terlihat shock. Sementara MARKUS terus mencoba menerobos kerumunan tersebut dengan wajah yang penuh penasaran.
MARKUS
Permisi.. maaf, permisi.. permisi tuan, permisi nona.. tolong beri saya lewat..
Saat MARKUS berada disamping tempat tidur. Betapa terkejutnya MARKUS saat melihat ROBERT sudah terbujur kaku diatas tempat tidur tanpa pakaian sehelai pun menempel ditubuhnya. Mulutnya mengeluarkan busa putih. MARKUS terduduk lemah dipinggiran tempat tidur. Memandangi ROBERT yanng sudah mati. MARKUS gemetar, air matanya merebak di pelupuk mata. Tampak wajahnya sangat dipenuhi amarah. MARKUS berteriak kesal.
MARKUS
(Teriak, Kesal)Kenapa hidupku, kemerdekaankudan seluruh kekayaanku habis tak bersisa hanya diselangkangan perempuan Jawa!!
Seketika air mata MARKUS tumpah kepipinya. kedua tangan MARKUS mengepal kencang. Melihat keadaan itu, AJKWA dan semua orang yang berada disana berdiri terpaku memandangi MARKUS ketakutan.
CUT TO:
11. EXT. Sebuah Bangku Kecil. Kedai Kopi. Malam
ANI, FIGURAN
ANI tampak sedang duduk sendiri pada sebuah bangku kecil. ANI asyik menyeruput secangkir kopi.
ANI
Kemana para lelaki di tempat ini? Apakah mereka tak melihat aku? Sampai-sampai tak ada yang mau aku temani malam ini.. apa aku sudah kurang cantik?
ANI berkaca memperhatikan wajahnya. Kemudian ia mengeluarkan bedak dan make up untuk menambahkan polesan make-up pada wajahnya.
ANI
Mungkin make-upnya kurang tebal.. bagaimana kalau aku tambah lagi, supaya aku jadi lebih menarik!!
Tanpa disadarin ANI seorang lelaki asing menghampirinya. Lelaki asing itu menggebrak meja sambil membentak-bentak. Langsung saja ANI terperanjat dari tempat duduknya.
Lelaki Asing
(Membentak, kesal)Heh kamu perempuan laknat!!
ANI
(kesal)Apa kamu bilang? Aku perempuan laknat? Kalau aku perempuan laknat Lalu kamu apa! Lelaki penikmat perempuan laknat? Begitu?
Lelaki Asing
Halah, banyak omong kamu!! Kalau sudah punya penyakit AIDS jangan terus bekerja menjadi wanita penghibur!! Bekerja saja sebagai pemulung!! Kamu sadar tidak sudah menularkan penyakit najis kamu itu pada saya?
ANI
Heh..kamu jangan asal tuduh ya!! Aku ini masih bersih dari penyakit seperti itu..
Lelaki Asing
Masih menyangkal lagi!! Aku ini mau mati gara-gara penyakit yang kamu tularkan!!
ANI seperti tak perduli, ia malah pergi. LELAKI ASING tersebut menjadi kalap. Ia mengamuk dan mengambil balok kayu, lalu menghantamkan balok kayu itu pada kepala belakang ANI.
Lelaki Asing
Dasar perempuan laknat!!
ANI berteriak kesakitan. Ia memegangi kepala bekas pukulan lelaki tadi. Seketika ANI langsung pingsan, tergeletak lemah dilantai. Kepalanya berlumuran darah. Semua orang yang berada didalam warung langsung meringkus LELAKI ASING tersebut.
FIGURAN
Hei, kurang ajar kamu ya.. bikin keributan saja!! Pak tolong amankan laki-laki ini!!
LELAKI ASING
Aku tak peduli dipenjara selama apapun!! Asalkan wanita laknat itu mati!!
Seorang petugas keamanan datang dan membawa LELAKI ASING tadi pergi. Sementara ANI orang-orang membawa ANI langsung dibawa ke rumah sakit menggunakan motor.
CUT TO:
12. INT. Kamar Rawat. Rumah Sakit Larut Malam
AJKWA, ANI, FIGURAN
AJKWA mendatangi kamar rawat. Tampak ANI masih dalam keadaan pingsan. Namun kepalanya sudah dibalut perban. Seorang dokter dan seorang perawat berada didalam ruangan sedang mengobati ANI. AJKWA menangis melihat keadaan ANI.
AJKWA
Ibu.. ibu.. apa yang terjadi padamu!!
Seorang dokter tadi menghampiri AJKWA dan mengajak AJKWA berbicara.
DOKTER
Anda anak dari ibu ANI?
AJKWA
Ya benar dok.. bagaimana kondisi ibu saya?
DOKTER
Ibu anda mengalami pukulan yang sangat keras pada kepala bagian belakang.. sepertinya ia akan mengalami gegar otak. Dan akan mengalami perlambatan dalam menerima informasi dari orang lain. Butuh proses penyembuhan yang cukup lama.
AJKWA
(menangis)Hah.. mengapa ini bisa terjadi pada ibu saya..
DOKTER
Anda harus bersabar.. rawatlah dia dengan baik. Mungkin dengan begitu ia akan menjadi cepat sembuh. Kalau begitu saya permisi dulu.
AJKWA
Baik dok, terima kasih sudah mau menolong ibu saya.
DOKTER bersama PERAWAT keluar dari ruangan. AJKWA menghampiri ANI sambil menangis kecil.
AJKWA
(menangis, lirih)Ibu.. sudah aku bilang pada ibu dari dulu.. untuk berhenti menjadi seorang wanita penghibur. Tapi ibu tak pernah mendengarkanku. Aku sayang sama ibu. Aku tak ingin sesuatu hal buruk terjadi pada ibu. Sekarang semua sudah terjadi. Semoga ibu sadar dengan perbuatan ibu selama ini.
Fade Out
Cut To:
Fade In
13. Kamar Rawat. Rumah sakit Pagi
AJKWA, ANI
ANI mulai tersadar dari pingsannya. AJKWA yang duduk disamping tempat tidur ANI tampak tertidur sambil memangku kepalanya pada kedua lengannya. ANI mengsap kepala AJKWA lembut. AJKWA terbangun, lalu memandangi ANI. AJKWA tersenyum kecil.
AJKWA
Ibu.. ibu sudah sadar? Bagaimana keadaan ibu? Kepala ibu apa masih sakit?
ANI hanya terdiam tanpa ekspresi. ANI merintih kesakitan lalu memegang kepalanya yang terluka. AJKWA menjelaskan dengan nada perlahan.
AJKWA
Ibu.. tadi malam ada seseorang laki-laki memukul kepala ibu dengan balok.. makanya ibu langsung dibawa kerumah sakit.
ANI tampak kurang mengerti. AJKWA kembali sedih. Air mata mulai mengumpul pada pelupuk matanya.
AJKWA
(Terisak, Lirih)Ibu.. apakah ibu bisa mengerti ucapanku? Mengapa ibu diam saja?
ANI tetap diam. AJKWA mulai menangis.
ANI
(Terbata-bata) A..A..AJKWA.. anakku..
AJKWA semakin menangis. AJKWA memeluk ANI. Sementara ani tetap terdiam.
CUT TO:
14. EXT. Halaman Rumah. Rumah SHINTA Malam
SALOZA, SHINTA
Tampak SALOZA berjalan sempoyongan menuju rumah SHINTA sambil menggenggam sebotol minuman keras. SALOZA menyanyi kecil. Sesampainya dirumah SALOZA menggedor-gedor pintu rumah SHINTA.
SALOZA
Shinta.. Shinta.. buka pintunya.. aku mau masuk.. aku kangen sama kamu.. aku pengen meluk kamu.. Shinta.. buka dong pintunya..
Sesaat kemudian SHINTA membuka pintu. SALOZA pun memeluk SHINTA.
SHINTA
Iya, sabar dong mas.. aduh.. kamu mabuk lagi ya?
SALOZA
Shinta.. aku kangen sama kamu..
SHINTA
Kamu mabuk, Ayo cepat masuk.. sini aku bantu..
SHINTA memapah SALOZA masuk kedalam rumah.
CUT TO:
15. INT. Ruang Kamar. Rumah SHINTA. Malam
SHINTA, SALOZA
SHINTA memapah SALOZA masuk kedalam kamar. SHINTA menghempaskan tubuh SALOZA pada tempat tidur.
SALOZA
Shinta.. kamu cantik sekali..
SHINTA
Kamu lusuh sekali.. sini biar aku ganti pakaianmu..
SHINTA mengambil pakaian didalam lemari pakaian. kemudian pakaian itu diletakkan disamping SALOZA tidur. Kemudian SHINTA melepaskan pakaian SALOZA. SALOZA mulai menggoda SHINTA.
SALOZA
Kamu cantik sekali.. aku ingin mencumbumu malam ini.. aku kangen banget sama kamu..
SHINTA
(tersipu malu)Ah, dari tadi kamu merayu terus mas..
Dengan cepat SALOZA menangkap tubuh SHINTA, memeluknya lalu menciumi pipi SHINTA. SHINTA hanya tersipu-sipu. Hingga akhirnya SALOZA melepaskan satu persatu pakaian SHINTA.
Fade out
CUT TO:
Fade in
16. EXT. Halaman Rumah. Rumah SHINTA. Siang
SALOZA, SHINTA
Wajah SHINTA tampak berseri-seri. Saat itu SHINTA sedang duduk santai sambil bersolek pada beranda rumahnya. Sesaat kemudian SALOZA keluar dari dalam rumah.
SALOZA
sayang, aku pergi dulu yah.. terima kasih buat semalam.. aku senang sekali..
SHINTA
(merayu)Semalam kamu mantep banget mas.. emang kamu jagoanku deh!!
SHINTA mengacungkan jempol pada SALOZA.
SALOZA
Hehehe.. siapa dulu.. SALOZA!! Yasudah, ini ada sekedar uang untuk kamu,, aku pergi dulu yah..
SHINTA
Terima kasih ya mas.. main-main kesini lagi lho mas..
SALOZA
Iya sayang.. tenang saja!!
SALOZA memberikan beberapa lembar uang pada SHINTA. SALOZA mengecup kening SHINTA kemudian pergi. SHINTA tersenyum menatap kepergian SALOZA. Ia melihat beberapa lembar uang yang ia pegang. Kemudian menghitung uang itu sambil tersenyum-tersenyum riang.
SHINTA
(tersenyum, riang) hehehe.. lumayan.. buat beli baju baru, sama perlengkapan make-up baru.. Saloza memang cowok yang bisa dengan gampang aku porotin..
SHINTA terus tersenyum riang sambil mengipas-ngipaskan beberapa lembar uang tersebut pada wajahnya. Kemudian berjalan memasuki rumahnya.
CUT TO:
17. Ruang Tamu. Rumah SHINTA. Siang
Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu. SHINTA berjalan menuju pintu dan membuka pintu tersebut.
SHINTA
Iya.. tunggu sebentar.. siapa yah?
ROBI
Ini aku sayang.. masak nggak kenal suara aku sih?
SHINTA membuka pintu. Tampak dibalik pintu seorang pria berbadan gendut berkulit hitam, tersenyum manis pada SHINTA.
ROBI
(tersenyum)Hallo sayang, tambah cantik aja..
SHINTA
Oh, mas Robi.. mari silahkan masuk mas..
SHINTA mengecup pipi kiri dan kanan ROBI. Tangan SHINTA menarik tangan ROBI lembut untuk masuk. Saambil sedikit memeluk ROBI manja. ROBI dan SHINTA memasuki ruang tamu bersamaan.
ROBI
Ternyata kamu masih ingat sama aku..
SHINTA
Ya iyalah,, masa sama mas Robi yang seganteng ini aku lupa..
ROBI dan SHINTA duduk pada bangku sofa kecil diruang tamu SHINTA. SHINTA terus memeluk ROBI mesra.
ROBI
Shinta, kamu tambah seksi aja sih? Bikin aku jadi tambah kangen ingin bercumbu denganmu.. kamu kangen nggak sama aku?
SHINTA
Iya dong mas,, aku kangen banget!! Emang mas kemana aja sih selama ini? Kok lama banget ndak datang-datang kerumahku?
ROBI
kemarin ini istri aku terus mengawasi aku.. aku jadi nggak bebas kemana-mana.. padahal aku pengen banget kesini.. kangen banget sama kamu..
SHINTA
(Manja)Aku juga mas.. mas bobo-bobo siang dikamar aku yuk?? Supaya aku bisa belai-belai kamu mas..
SHINTA bangun dari duduknya. Lalu menarik tangan ROBI. ROBI tersenyum nakal. ROBI pun berdiri lalu memeluk SHINTA. Menciumi pipi SHINTA. Mereka berduapun masuk kedalam kamar.
CUT TO:
18. Halaman Rumah. Rumah SHINTA. Sore
SHINTA, ROBI, TANIA
Seorang wanita, TANIA mendatangi rumah SHINTA sambil menggedor-gedor pintu rumah SHINTA. Wajah TANIA penuh amarah.
TANIA
(mengomel, kesal)Dasar lelaki bajingan!! Bukannya kerja mencari uang.. malah pergi mendatangi si pelacur jawa ini!!
TANIA celingukan pada jendela rumah. Ia mondar-mandir. Lalu kembali menggedor-gedor pintu rumah itu kembali sambil berteriak-teriak kesal.
TANIA
(Teriak) HEI.. BUKA!! BUKA PINTUNYA!! KELUAR KAMU LAKI_LAKI BANGSAT!! SUAMI KURANG AJAR!! BUKA, BUKA PINTUNYA!!!
Tak lama SHINTA membuka pintu rumahnya. TANIA semakin kesal.
TANIA
(teriak, kesal)jadi Ini dia..seorang wanita yang dijuluki si “Penjajah koteka” hah?.. si wanita tukang penggoda suami orang!! Wanita tak tahu diri!! Mana beta pung suami? Mana? MANA!!
SHINTA
Kamu yang ndak tahu malu.. datang kerumah orang membuat keributan!! Tuh, suami kamu ada di dalam. Lagi pakai baju!
TANIA
Masih menyangkal lagi!! Memang benar kok kamu itu penggoda suami orang!! Dasar wanita sialan!!
Dengan cepat tangan TANIA menampar kencang wajah SHINTA. SHINTA menjerit kesakitan. Ketika TANIA akan menjambaki rambut SHINTA, Dengan cepat ROBI berlari keluar menahan TANIA.
ROBI
Bikin malu saja!! Ayo cepat pulang!!
TANIA
Apa? Aku yang bikin malu? Kamu yang bikin malu! Tak sadar sudah tua bangka begini masih saja selingkuh dengan wanita murahan seperti dia!! Kamu tidak memikirkan anak istri kamu dirumah apa?
ROBI
Hah!! Banyak omong kamu!! Ayo pulang. Kita selesaikan dirumah.
ROBI menarik paksa tangan TANIA. Sementara itu SHINTA masih berdiri didepan pintu sambil memegangi pipinya bekas tamparan yang terasa masih sakit. Tatapan matanya kosong. Kemudian ia masuk kedalam rumahnya dan menutup pintu.
CUT TO:
19. Ruang Tamu. Rumah SHINTA. Malam
SHINTA, SALOZA
SHINTA tampak sedang berkaca sambil sesekali merintih kesakitan memegangi pipinya yang sedikit lebam.
SHINTA
Dasar sialan!! Aku jadi nggak cantik lagi deh.. yah, beginilah resikonya.. jadi seorang wanita penghibur.. abis dari mana lagi aku bisa dapat uang..
Sesaat kemudian terdengar ketukan pintu.
SALOZA
(VO) sayang, ini aku pulang.. tolong buka pintunya..
SHINTA
Iya mas, tunggu sebentar.. (VO)gawat!! SALOZA datang.. bagaimana ini? dia pasti mengamuk kalau lihat wajah aku sepeerti ini!!
SHINTA kalang kabut. Buru-buru ia menaburkan bedak pada pipinya. Menutupi wajahnya dengan rambut. Kemudian ia berdiri, berjalan menuju pintu. Lalu membuka pintu tersebut. Tampak SALOZA berdiri didepan pintu lalu tersenyum. SALOZA memeluk SHINTA lalu menciumi pipi SHINTA.
SALOZA
Sayang.. baru kemarin aku kesini.. aku udah ngerasa kangen lagi sama kamu.. makanya aku kesini lagi..
SHINTA
Ayo mas, masuk dulu..
SHINTA menutup pintu. Lalu mereka berdua masuk kedalam dan duduk di sofa kecil pada ruang tamu.
SALOZA
Aku merasa aku begitu menyayangimu. Aku ingin kamu jadi milik aku. Tapi aku ingin kamu berhenti dari pekerjaan kamu. Aku mau menikahi kamu. Aku ingin membahagiakan kamu..
SHINTA
(VO)enak aja!! Nggak segampang itu yah bisa menikahi aku. Kamu harus punya uang yang banyak. Aku kan nggak mau hidup susah!!
SALOZA menmbe;lai lembut rambut SHINTA. Tanpa disengaja terlihat pipi SHINTA yang lebam. Raut wajah SALOZA langsung berubah kesal.
SALOZA
Kenapa pipi kamu? Apa yang terjadi? Siapa yang memukuli kamu??
SHINTA
(bingung)hmm..hmm.. pipi aku.. pipi aku.. hmm.
SALOZA
Jawab Shinta!! Apa yang baru saja terjadi sama kamu??
SHINTA
(bingung, terbata-bata)Hmm.. tadi ada seorang wanita datang. Ia menuduh aku menggoda suaminya. Padahal suaminya sendiri yang datang kesini tanpa aku suruh. Ah, dia kesal, lalu langsung menampar aku mas..
Wajah SALOZA berubah sedih. SALOZA mengusap lembut wajah SHINTA yang lebam. Sementara SHINTA hanya terdiam.
SALOZA
Ya Tuhan.. SHINTA.. berhentilah dari pekerjaanmu ini.. kamu bisa mendapat lebih banyak masalah bila kamu terus bekerja seperti ini.. aku sayang sama kamu.. aku nggak mau kamu terluka. Aku nggak rela!!
SHINTA
(VO) maaf mas Saloza.. Aku nggak bisa berhenti dari pekerjaanku ini.. aku sudah biasa hidup bebas tanpa terikat apapun.. lagi pula aku ndak mau hidup susah..
SALOZA memeluk SHINTA. Wajahnya tampak sedih. Sementara SHINTA hanya diam terpaku.
CUT TO:
20. INT. Ruang Rawat. Rumah Sakit Pagi
AJKWA, ANI, MARKUS
Tampak AJKWA sedang melipat pakaian ANI. Memasukkan pakaian itu kedalam tas. AJKWA memandangi ibunya penuh sayang. ANI masi duduk diatas tempat tidur.
AJKWA
Ibu.. bersyukurlah pada Tuhan.. ibu bisa cepat sehat lagi. Setelah ini, aku akan merawat ibu dengan baik.. hingga ibu bisa sembuh seperti sedia kala. Aku rindu sosok ibu yang penuh kasih sayang dan mencurahkan perhatiannya padaku. Sewaktu ayah hidup dulu.
Tak lama kemudian MARKUS masuk kedalam kamar. AJKWA tersenyum melihat kedatangan MARKUS. MARKUS membawa secarik kertas bon pembayaran perawatan. Lalu MARKUS memberikan kertas itu pada AJKWA.
MARKUS
AJKWA, Pembayaran administrasinya sudah aku selesaikan. Ini bukti pembayarannya.
AJKWA mengambil kertas dari MARKUS.
AJKWA
(sedih, lirih)aku bersyukur sekali masih bisa menyisihkan sedikit uangku dari pekerjaan mendulang emas untuk ditabung. Akhirnya uang hasilnya bisa berguna juga. Kalau tidak, darimana aku bisa membayar semua biaya perawatan ibu..
MARKUS
Kamu memang anak yang baik Ajkwa
AJKWA
Oh iya, bagaimana perasaanmu saat ini? Aku turut berduka atas kematian ayahmu. Maaf yah, aku tak bisa datang kepemakamannya. Sebab, ibu juga sangat membutuhkanku disini. Aku saja sudah beberapa hari ini tidak pulang. Aku tak tahu bagaimana kondisi rumahku saat ini..
MARKUS
Sudahlah, semuanya sudah berakhir. Aku sudah tidak mau mempermasalahkannya lagi. Aku cukup memaafkan kesalahan ayah saja. Berharap ia tenang dialam sana dan semoga Tuhan mau mengampuni dosanya. Tapi sekarang aku sebatang kara. Ibu sudah meninggal. Sekarang ayah pun menyusul.
Wajah MARKUS tampak sedih. AJKWA mengusap bahu MARKUS. Menatap MARKUS penuh iba.
AJKWA
(tersenyum) sabar yah,, Yang penting kamu jangan terus merasa sedih ya.. tetap semangat. Sebab Tuhan takkan memberikan cobaan yang umatnya tak mampu untuk menghadapinya. Lagi pula sekarang kan sudah ada aku. Oh ya, terima kasih kamu sudah mau membantuku hari ini..
MARKUS
Ah, Cuma urusan kecil. Kamu kan juga sudah pernah membantuku.. Ibu Ani, mari kita pulang. Biar saya bantu untuk ibu berdiri.
MARKUS sedang membantu ANI berdiri. Tubuh ANI masih lemah. Jadi MARKUS berusaha untuk memapah ANI untuk keluar dari kamar. Sementara itu AJKWA membawa tas, keluar ruangan mengikuti mereka dari belakang. Dari luar, AJKWA menutup pintu.
CUT TO:
21. EXT. Halaman rumah. Rumah AJKWA Siang
AJKWA, MARKUS, ANI, FIGURAN
AJKWA tercekat, saat melihat disekeliling rumahnya dibatasi garis kuning polisi. Begitu pula MARKUS dan ANI. Tiba-tiba seseorang PAK RT datang menghampiri mereka. Dia adalah ketua RT setempat.
PAK RT
Nona AJKWA, ibu Ani, akhirnya kalian pulang.. Ajkwa, bagaimana keadaan ibumu sejak keributan kemarin?
AJKWA
Ibu mengalami gegar otak pak. Saya sedih sekali, mengapa ini bisa terjadi pada ibu.. sekarang ibu sulit menerima pembicaraan langsung dari orang lain. Tubuhnya juga masih lemah.
PAK RT
Oh begitu rupanya.. kamu yang sabar ya Ajkwa.. mungkin ada hikmahnya dibalik kejadian ini semua..
AJKWA
Saya hanya berharap ibu bisa berubah. Tidak kembali mencari nafkah dengan jalan sesat seperti dulu.. hanya itu saja harapan saya saat ini..
PAK RT
Semoga Tuhan mengabulkan permintaanmu, nak..
AJKWA
Oh ya pak.. ada apa sebenarnya apa yang terjadi dengan rumah saya?
PAK RT
(sedih) begini nona, semenjak kematian tragis seorang pria kemarin, penyebab kematiannya belum bisa diketahui. Polisi pun datang kemari untuk mengusutnya lebih lanjut. Tapi ternyata polisi menemukan masalah baru.
AJKWA
(heran) masalah apa itu pak?
PAK RT
Yaitu rumah ini sebenarnya rumah prostitusi. Makanya polisi langsung menyegel rumah ini dan memberhentikan segala kegiatan yang pernah ada. Saya juga sebagai ketua RT setempat, sempat diinterogasi.
AJKWA berlutut di tanah. Memandangi rumahnya penuh kesedihan. Air matanya mengalir. Sementara MARKUS tetap memegangi ANI.
AJKWA
Oh Tuhaann.. cobaan apa lagi yang kau berikan padaku.. ibu sedang sakit. Sekarang dia harus istirahat dimana? Aku bingung Tuhaann..
MARKUS
Kamu bisa tinggal dirumahku. Meskipun kecil, tapi cukup untuk kita bertiga. Paling tidak bisa melindungi kita dari hujan dan panas. Bagaimana, kamu mau kan?
AJKWA memandangi MARKUS lekat-lekat. AJKWA berhenti menangis.
AJKWA
Benarkah Markus? Terima kasih Markus,, terima kasih banyak..
AJKWA menggenggam tangan MARKUS. Wajahnya tersenyum. Sementara ANI hanya terdiam.
CUT TO:
22. INT. Ruang Tamu. Rumah Markus Siang
AJKWA, ANI, MARKUS
MARKUS membuka pintunya dari luar. Sambil membopong ANI kedalam, MARKUS mengajak AJKWA turut masuk kedalam. AJKWA membawa dua tas besar. Susah payah ia membawa tas itu karena berat.
MARKUS
Ayo, masuk AJKWA.. inilah gubuk kecilku.. meskipun begitu, aku senang tinggal disini. Karena disinilah aku dibesarkan. Keluargaku berkumpul.
AJKWA masuk kedalam memperhatikan sekitar ruangan. MARKUS pelan-pelan meletakkan ANI untuk duduk dibangku kayu pada ruang tamu. AJKWA turut duduk.
AJKWA
Kamu berapa bersaudara Markus?
MARKUS
Aku dua bersaudara. Kakakku pergi ke pulau buru untuk bekerja disana sebagai nelayan. Hidup kami sederhana. Tapi kami tetap bahagia. Namun semenjak ibu pergi, rasa kehilangan kami begitu besar. Terutama sekali pada ayah. Semuanya jadi berantakkan. Kakakku nekat pergi dari rumah setelah berkelahi mulut dengan ayah. Namun ia masih suka mengirimi aku surat bahkan uang.
AJKWA
Bersyukurlah, kamu punya kakak yang masih perhatian padamu.
Pandangan AJKWA tertuju pada satu sisi dinding. Pada dinding itu terpajang sebuah ijazah sekolah menengah pertama. MARKUS menatapnya keheranan.
MARKUS
Apa yang kamu pikirkan AJKWA?
AJKWA
(tercekat) oh..eh.. mm.. aku memandangi ijazah itu. Kamu pernah sekolah ya?
MARKUS
Iya benar, meskipun aku hanya bisa duduk sampai di bangku SMP, tapi tetap merasa bangga karena pernah bersekolah.
AJKWA
(sedih, Lirih) sejak dulu, aku ingin sekali bersekolah. Tapi ibu tak pernah mengijinkannya. Sampai saat ini aku masih menyimpan baju seragam pemberian ayah. Meski telah usang, aku masih tetap menyimpannya. Bahkan sesekali memakainya. Walau sudah kekecilan.
(VO) Aku jadi rindu pada ayah..
AJKWA termenung wajahnya tampak bersedih. MARKUS menepuk pundak AJKWA. AJKWA menjadi kaget.
MARKUS
Hei.. jangan bersedih terus. Mari kita kekamarku. Aku ingin membawa ibumu kekamar. Supaya ia bisa beristirahat.
AJKWA
Oh iya, kamu benar.. dimana kamarnya. Aku juga ingin merapikan barang-barang sambil mengganti pakaian. aku ingin membereskan rumahmu yang sudah berantakkan ini.
MARKUS
Kamu benar. Nanti aku bantu. Nanti tolong masakkan makanan untukku ya.. aku lapar sekali. Mari aku tunjukkan kamarnya.
MARKUS kembali membopong ANI, membangunkan ANI perlahan-lahan. AJKWA mengambil kedua tasnya lalu membawanya dengan tertatih-tatih karena berat. MARKUS masuk kedalam kamar bersama ANI. AJKWA mengikutinya dari belakang.
CUT TO:
23. INT. Ruang Kamar. Rumah SHINTA Siang
SHINTA
SHINTA tampak meringkuk ditempat tidurnya berselimut tebal. Tubuhnya menggigil. Wajahnya terlihat pucat pasi.
SHINTA
Duh, aku ini kenapa yah? Kok tiba-tiba bisa sakit? Tubuhku terasa tak bertenaga.. padahal kemarin aku baik-baik aja.. lebih baik aku periksa ke dokter.
SHINTA bangkit dari tempat tidurnya. Ia mengenakan jaket yang tergantung didalam lemari pakaiannya. Kemudian mengambil dompet. Lalu pergi keluar dari ruangan itu.
CUT TO:
24. INT. Ruang Periksa. Rumah Sakit Siang
SHINTA, DOKTER
SHINTA duduk pada bangku dimana meja dokter berada. SHINTA tampak sedang berbincang dengan DOKTER.
DOKTER
Nona Shinta.. maaf sebelumnya.. apakah selama ini anda sering berganti-ganti pasangan dalam berhubungan intim?
SHINTA
Mengapa dokter menanyakan pertanyaan seperti itu??
DOKTER
Sebab penyakitmu ini ada hubungannya dengan pertanyaan saya tadi.
SHINTA
Saya semakin bingung dengan ucapan dokter. Sebaiknya langsung saja dokter bilang pada saya apa sebenarnya penyakit saya..
DOKTER
Sebelumnya anda harus tabah. Sebenarnya, Anda terkena virus HIV/AIDS. Dan umur anda takkan lebih dari 3 bulan mendatang. Sebab daya tahan tubuh anda akan berkurang. Dan anda akan terus-menerus terserang penyakit yang mungkin akan membahayakan nyawa anda sendiri.
SHINTA
(Terkejut) APA!!! Dokter pasti bohong!! Atau..atau mungkin dokter salah menganalisa penyakit saya.. saya tidak mungkin bisa terkena penyakit itu.. TIDAK MUNGKIN!!!
DOKTER
Saya tidak salah.. sebaiknya anda cepat-cepat kembali pada jalan Tuhan. Banyak-banyak memohon ampun padanya. Sebab waktu anda di dunia takkan banyak lagi. Sadarilah akan hal itu.
SHINTA hanya tertunduk diam. Ia terisak-isak menangis. DOKTER tadi memberikan secarik kertas pada SHINTA berisikan resep obat.
DOKTER
Ini resep obat untuk anda. Obat ini akan sedikit membantu anda untuk menghilangkan rasa sakit yang akan anda alami nanti-nanti. Silahkan..
SHINTA menerima secarik kertas pemberian DOKTER tadi. Kemudian ia beranjak pergi.
SHINTA
Terima kasih dok.. saya permisi dulu..
DOKTER
Ya.. sama-sama.. jalanilah hidup anda lebih baik lagi. Tuhan pasti mau memaafkan umatnya ketika umatnya benar-benar ingin bertaubat.
SHINTA melangkah keluar ruangan itu dengan lunglai. Tatapannya kosong dan ia terus menangis.
CUT TO:
25. INT. Ruang Tamu. Rumah SHINTA Malam
SHINTA
SHINTA termenung. SHINTA duduk pada bangku sofa diruangan itu. SHINTA mengambil kaca di meja. SHINTA berkaca sambil mengusap lembut wajahnya.
SHINTA
Sebentar lagi kecantikanku akan hilang. Tubuhku akan penuh luka. Mengapa salama ini aku tak menyadari bahwa akan ada azab dari Tuhan untukku.. aku melupakan Tuhanku demi tuntutan mencari uang, mencari kesenangan..
Seketika air mata jatuh ke pipi SHINTA. SHINTA pun menangis meraung-raung.
SHINTA
(Menangis, berteriak)Sebentar lagi aku akan mati!! Sebentar lagi Shinta, si penjajah koteka akan mati!!
SHINTA bersimpuh dilantai. Ia terus menangis sambil berteriak. Sesekali diam lalu tertawa. SHINTA tampak stres berat. Ia melempari kaca yang ia pegang.
CUT TO:
26. EXT. Halaman Rumah. Rumah MARKUS Pagi
AJKWA, ANI, MARKUS
Terlihat AJKWA sedang duduk diteras bersama ANI. AJKWA memegangi piring berisi bubur. Dengan pelan, AJKWA menyuapi sesendok bubur kemulut ANI.
AJKWA
Ibu.. aku senang ibu sudah mulai membaik.. aku pun senang ibu sudah bisa berhenti dari pekerjaan ibu selama ini.. meskipun ibu harus menderita seperti ini.. tapi ibu tenang saja.. aku akan selalu menjaga dan merawat ibu hingga ibu bisa kembali seperti semula.
ANI menatap kosong pada AJKWA. AJKWA tersenyum. Lalu meletakkan piring ke meja lalu mengusap wajah ibunya. Seketika air mata tumpah dipipi ANI.
AJKWA
Ibu.. mengapa ibu menangis?
ANI
(terbata-bata)Terima kasih anakku..
AJKWA
(menangis, Lirih)Ibu.. aku sangat sayang ibu.. cepatlah sembuh ya bu..
AJKWA memeluk ibunya dengan penuh kelembutan. Sesaat kemudian tampak dari kejauhan sosok MARKUS berjalan dengan cepat kearah rumahnya. AJKWA melepaskan pelukannya dari ibunya.
AJKWA
Ibu, lihat disana, Markus sudah pulang.. tapi mengapa Markus sudah pulang kerja?.. ini kan masih pagi..?
(VO)wajahnya tampak riang sekali. Ada apa ya sama dia?
AJKWA menunjuk kearah MARKUS. ANI melihat kearah dimana MARKUS berada. MARKUS melambai-lambaikan tangan kearah AJKWA dan ANI.
MARKUS
(riang, Teriak) AJKWAA!!!
AJKWA merasa aneh pada MARKUS. MARKUS berlari kecil. Sesampainya diteras rumah. MARKUS tampak kesulitan mengatur napas akibat ia belari.
MARKUS
Ajkwa, aku punya sesuatu untukmu..
AJKWA
Markus, cobalah kamu tenangkan dirimu dulu..
MARKUS
Aku tak bisa tenang sebelum memberikan ini padamu.. sebelum kamu menjawab pertanyaanku..
AJKWA
Sebenarnya ada apa ini? Nggak biasanya kamu kayak gini?
AJKWA terlihat keheranan. MARKUS mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sebuah kotak kecil. MARKUS memberikan kotak kecil itu pada AJKWA. AJKWA menerimanya.
MARKUS
Terimalah ini..
AJKWA
(heran) apa ini?
MARKUS
Bukalah..
AJKWA membuka kotak kecil tadi. Kotak itu berisi sebuah cincin emas. Wajahnya langsung berubah berseri-seri. AJKWA tersenyum gembira.
MARKUS
Maukah kamu menjadi istriku.. menemani hidupku yang sebatang kara.. aku butuh kamu.. aku akan terima kamu apa adanya dirimu..
AJKWA
Bagaimana ibu.. apakah aku boleh menikah dengan MARKUS?
AJKWA bertanya lembut pada ibunya. ANI tersenyum penuh bahagia.
AJKWA
Markus, ibu mengijinkannya.. aku mau menjadi istrimu..
MARKUS
Benarkah.. aku bahagia sekali hari ini.. tak kusangka kutemukan belahan jiwaku disini. Teman hidupku sampai mati. Aku sayang kamu AJKWA!!
AJKWA
Aku juga sayang sama kamu..
MARKUS memeluk erat tubuh AJKWA. AJKWA tertawa bahagia. Sementara ANI hanya bisa duduk dan tersenyum memandangi kebahagiaan AJKWA dan MARKUS.
CUT TO:
27. EXT. Halaman Rumah. Rumah SHINTA Siang
SALOZA, FIGURAN
SALOZA tampak mendatangi rumah SHINTA dengan langkah riang. SALOZA mengetuk-ngetuk pintu rumah SHINTA.
SALOZA
Shinta.. Shinta.. aku datang sayang.. Saloza!!
SALOZA heran sebab tak ada jawaban. Berulang kali SALOZA mengetuk pintu rumah SHINTA. Namun tetap tak ada jawaban.
SALOZA
Shinta.. buka pintunya.. aku datang mau memberikan kejutan padamu..
SALOZA mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku celananya. Perlahan ia membuak kotak itu. Tampak sebiah cincin emas berhiaskan berlian.
SALOZA
(VO) hari ini aku berniat melamar SHINTA sebagai istriku. Aku semakin rindu padanya. Sudah satu minggu aku tak bertemu dia, demi mengumpulkan uang untuk bisa membeli cincin berlian ini. Ia pasti bahagia melihat cincin ini.
SALOZA tersenyum kecil, ia menutup kembali kotak itu lalu memasukkannya kembali kesaku celananya. SALOZA kembali mengetuk pintu rumah.
SALOZA
Shintaa.. buka pintunya.. ini aku sayang..
(VO)kenapa lama sekali ya ia membuka pintu? Aku heran.. biasanya ia tak seperti ini..
SALOZA membuka kenop pintu. Namun terkunci. SALOZA celingukan pada jendela rumah SHINTA. Wajah SALOZA berubah panik. Ia mondar mandir diteras rumah SHINTA.
SALOZA
(teriak)Shinta.. Shinta..
(VO) Shinta, kamu dimana sih?
SALOZA duduk termenung diteras rumah SHINTA. Wajahnya berubah murung sambil terus memandangi kotak kecil dalam genggamannya. Sesaat kemudian seseorang PRIA MUDA datang menghampiri SALOZA.
PRIA MUDA
Tuan, anda mencari nona Shinta?
SALOZA terbangun dari duduknya. Menghampiri PRIA MUDA tersebut.
SALOZA
Ia benar.. apa kamu tahu dimana dia berada?
PRIA MUDA
Saya tidak tahu pasti dimana dia berada. Tapi sudah sejak seminggu yang lalu ia pulang kepulau jawa.
SALOZA
(kaget) APA? Dia kembali ke pulau jawa? Ini tidak mungkin.. kamu pasti berbohong!!
SALOZA tampak kesal. Ia menatap lekat-lekat pada PRIA MUDA itu.
PRIA MUDA
Saya tidak bohong. Tapi memang begitu berita yang tersebar luas belakangan ini. Bahkan sebelum berangkat, nona Shinta sempat seperti orang stres. Ia sering mengamuk didalam rumahnya. Tidak pernah keluar rumah dan tidak mau bertemu orang lain. Saya juga heran kenapa dia seperti itu..
SALOZA tampak semakin lemah. Tatapannya kosong dan hanya terdiam saat mendengarkan perkataan PRIA MUDA itu.
PRIA MUDA
Lalu, tiba-tiba saja ia berangkat pulang ke pulau jawa. Terakhir saya melihatnya keluar menuju pelabuhan kota, wajahnya terlihat sangat pucat dan kusut. Tubuhnya kurus, benar-benar kurus. Beda dari biasanya, yang cantik dan molek.
Wajah SALOZA berubah murung. Ia terus terdiam.
SALOZA
(VO) Shinta.. sebenarnya apa yang terjadi padamu.. menyesal aku ak menemuimu dalam seminggu belakangan ini. Apa yang membuat perubahan drastis dalam dirimu..?
PRIA MUDA
Oh ya tuan.. selain itu ada kabar terbaru lagi yang saya dengar kemarin. Kata orang-orang yang baru pulang dari rantau, nona shinta sudah meninggal dunia akibat stres berat yang dia alami. Katanya sih, ia stres karena penyakit AIDS yang ia derita.. ia nggak kuat menahan penderitaan, sampai akhirnya memilih untuk bunuh diri..
SALOZA
(Kaget) APA!! Nggak.. nggak mungkin.. ini nggak mungkin!!
Tubuh SALOZA terhuyung kebelakang. Ia terjatuh. Tanpa ia sadari kotak kecil dalam genggamannya terlepas. Cincin dalam kotak itu terjatuh keluar.
SALOZA
(Menangis) Shinta.. aku sayang sekali sama kamu..!! kenapa kamu pergi.. padahal aku mau menemanimu sampai mati!!
(TERIAK)SHINTAA!!!
CUT TO:
_END_
No comments:
Post a Comment