JAKARTA, KOMPAS.com- Penolakan atas rencana penghapusan 15 trayek bus reguler yang bersinggungan dengan Busway Koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) tidak hanya datang dari para sopir bus. Kebijakan yang ditujukan untuk mengalihkan penumpang ke bus TransJakarta itu nyatanya juga ditentang para penumpang bus-bus reguler itu sendiri.
Suparmi (40), karyawati swasta, misalnya, menolak kebijakan tersebut. "Saya tidak mau dialihkan ke busway, karena memang lebih mudah menjangkau kantor di daerah Kalimalang dengan bus reguler," ucap Parmi, Senin (31/1/2011), saat dijumpai
Kompas.com, di Jakarta.
Faktor jangakauan bus reguler yang lebih luas menurut Parmi, yang tidak dimiliki bus TransJakarta yang hanya berada di jalan-jalan protokoler. "Kalau misalnya harus nyambung lagi, biaya lagi, nggak praktis," ujarnya.
Ruth (22), mahasiswa Universitas Atma Jaya, juga meluapkan kekecewaannya apabila banyak bus dihapus trayeknya. Menurut Ruth, saat ini bus TransJakarta belum bisa memenuhi beban penumpang yang terlampau banyak.
"Apalagi nanti kalau bus-bus ini nggak ada lagi, cuma memindahkan masalah aja. Soalnya nanti pasti padat di halte busway, lha busnya aja dikit masih nunggunya lama. Mau ditambah lagi makin padat aja tuh pasti. Sama aja bohong," ujar Ruth.
Faktor lain yang membuat penumpang bus reguler tak mau pindah ke bus TransJakarta adalah waktu operasional bus TransJakarta yang terbatas. "Kalau misalnya malam sulit mau pakai busway kan nggak ada, jadi bisa naik bis-bis ini. Lagipula, bus ini masih bermanfaat kok apalagi untuk jarak pendek, kalau naik busway yah kemahalan," ungkap Hendro (20).
Author:
(a/r)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
No comments:
Post a Comment